Sore itu aku merasakan banyak misteri
13 April 2020 - Sore menjelang petang diwarnai dengan senja yang begitu jingga. Aku menghela nafas kemudian melepas earphone yang masih melekat di kedua telingaku karena aku sudah lelah bermain dengan sebuah smartphone ku. Tak sabar ingin segera pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan badan dan bersih pula tubuhku ini.
Perlahan waktu terus berlanjut menit demi menit, detik demi detik sedari petang hingga menjelang malam aku menunggu waktu mainku. Tak sabar segera beranjak menjumpai kawan-kawanku. Saat waktunya tiba aku langsung meninggalkan langkah dari rumah pergi ke salah satu teman sembari mengajaknya untuk ikut beracah-acah dengan semuanya.
Tapi setelah itu, ternyata mereka tidak bisa ikut. "Yawislah meng warkop bae yuh" kataku pada satu temanku yang tadi aku ajak. Jarum jam pun terus berputar ke kanan kemudian aku dihampiri jatuhnya air hujan sedikit demi sedikit sampai hujan lebat. Tak lama kemudian hal itu membuat kami tak nyaman dengan suasana yang menyebalkan hingga hujan sedikit reda. Kami langsung membayar makanan yang kami beli.
Setelah itu, dengan sedikit tergesa-gesa menuju kendaraan bermotor kami. Aku menyalakan mesin motor berlanjut dengan menginjak pedal gigi motor, langsung saja aku tancap gas dengan cepat, gigi dinaikkan dalan waktu yang singkat karena sangat cepat aku menarik gas motor sampai aku tak bisa membuka mata. Pengelihatanku tak jelas malah tak melihat apa-apa dalam keadaan menyetir motor. Tak hanya itu, wajahku juga terasa sakit oleh air hujan yang melawan arah denganku. Tiba-tiba saja perasaanku kurang enak di hatiku, dan ternyata benar,.....
Tiba-tiba saja perasaanku kurang enak di hatiku, akupun memaksa untuk membuka mata dan melihat apa yang ada di depanku. Ternyata benar, dalam jarak satu meter ada kakek-kakek sedang mengendarai sepeda dengan kelajuan lambat. Akupun terkejut, tak ada rasa ragu aku langsung menginjak pedal rem dan sedikit membelokkan arah setir motor yang ku kendarai. Ternyata, "hah! Ji reang masih hidup!" Teriakku agar temanku bisa mendengar suaraku yang hampir kalah dengan suara mesin motor dan suara letiknya air hujan. Untung saja saat itu aku membuka mata pada saat yang tepat. Andaikan kalu telat ¹/10 detik saja tak tahu aku masih hidup atau tidak.
0 Post a Comment